Nairobi – Bagi yang pernah menonton film kartun “The Lion King” tentu  mengenal karakter “Simba” dan “Hakuna Matata” sebutan untuk singa dan ungkapan “No Problem” dalam bahasa Swahili. Swahili merupakan bahasa nasional Kenya dan juga negara-negara di kawasan Afrika bagian timur. Kosa kata bahasa Swahili sebagian besar diserap dari bahasa Arab.

Agama Islam masuk ke Kenya melalui pesisir pantai Swahili –sekarang wilayah Kenya dan Tanzania–pada sekitar abad ke-8 masehi melalui jalur perdagangan. Pengelana muslim asal Maroko, Ibnu Batuta, pada tahun 1331 mengunjungi wilayah pesisir tersebut dan mencatat  keberadaan komunitas muslim yang kuat. “Penduduknya saleh, terhormat, dan mereka membangun masjid kayu dengan baik” tulis Ibnu Batuta dalam catatan perjalanannya.

Kota Mombasa, terbesar kedua di Kenya, selama hampir 200 tahun merupakan wilayah Kesultanan Oman. Sebelum akhirnya dikuasai oleh Inggris pada abad awal abad ke-19. Sehingga tidak mengherankan, penduduk wilayah-wilayah pesisir pantai Kenya seperti Mombasa, Lamu dan sekitarnya mayoritas beragama Islam. Sebagian diantaranya bahkan masih menjaga hubungan kekerabatan dengan penduduk Oman.

Tradisi penduduk daerah pesisir sebagian tetap mengikuti kebiasaan masyarakat Oman seperti cara berpakaian dan arsitektur bangunan. Masjid-masjid juga dengan mudah dijumpai di hampir semua sudut kota Mombasa dan Lamu.

Berdasarkan sensus terakhir, penganut Islam adalah terbesar kedua di Kenya, setelah Kristen. Jumlah populasi muslim di seluruh negeri yang terkenal dengan wisata safari ini diperkirakan sekitar sebelas persen dari total 45 juta penduduk Kenya atau sekitar 4 juta orang.

Umat Islam juga mendapatkan keterwakilan dalam pemerintahan saat ini. Diantaranya adalah Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Internasional, Amina Mohammad. Diplomat perempuan yang kharismatik ini merupakan salah figur yang dihormati di Kenya.

Salah satu pusat penyebaran Islam adalah Pulau Lamu. Sebuah pulau sekaligus kota paling tua di Kenya di pesisir pantai timur Afrika yang terus menerus dihuni manusia sejak 700 tahun lalu.

Di kota yang didirikan tahun 1370 Masehi ini setiap tahun diselenggarakan festival perayaan Maulid Nabir Muhammad secara besar-besaran yang diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 20.000 orang.

Tidak seperti pemukiman Swahili lainnya yang telah ditinggalkan di sepanjang pantai Afrika Timur, Lamu telah terus-menerus telah dihuni selama lebih dari 700 tahun.

Di wilayah pedalaman termasuk Ibukota Nairobi, jumlah pemeluk Islam terus mengalami pertumbuhan. Masjid dan pusat penjualan makanan halal juga dengan mudah diperoleh di Nairobi.

Pertumbuhan pemeluk agama Islam di Kenya stabil dan merata. Sering kali pada menjelang shalat Jum’at, imam masjid setempat membimbing pembacaan dua kalimah syahadat.

Nairobi, 23 Desember 2015

(Visited 1,080 times, 1 visits today)